TOURING JOGJA
Suatu malam nan dingin pukul 2.30 malam tepatnya pada Tanggal 12 Mei 2012. SMPN
1 Karas
mengadakan wisata ke jogjakarta yang diikuti siswa
kelas 2 beserta guru-guru pendamping. Sebelum
keberangkatan
saya menulis barang yang saya perlukan di selembar
kertas dan sekiranya daftar barang tersebut sudah terpenuhi semua tentang
kebutuhan saya nantinya, saya mulai mempersiapkan
semua barang bawa’an yang berguna bagi saya ke dalam tas ransel sesuai daftar barang, dan setelah semuanya selesai, jam
23.30 saya merebahkan
badan saya untuk memulihkan energi sebelum pemberangkatan ke jogja dan berharap bisa bangun tepat waktu. Sebelum memejamkan mata tidak lupa saya
membaca do’a sebelum tidur agar yang Maha kuasa selalu menjagaku ketika sedang
terlelap dan tak lama
kemudian saya tertidur pulas.
Detik
demi detik, menit demi
menit, jam demi jam sudah
berlalu tiba saatnya saya untuk bangun dari tidur, meskipun hanya beberapa jam saja saya
tertidur tapi saya tetap merasa mempunyai semangat dan energi baru untuk
bangun, sebelum saya bangun dari posisi tidur saya, saya berdoa sejenak dan
mengangkat badan saya, setelah itu bergegas saya menuju kamar mandi untuk mandi,
seusai
mandi nenek menyuruh saya
untuk makan pagi dan minum obat
anti mabuk karena nenek
tau kalau saya mau bepergian jauh. sesudah
benar-benar rapi dan siap saya langsung berpamitan dengan
keluarga yang ada di rumah. Saya berjalan menuju bagasi dan mengambil motor lalu berangkat, saya tidak langsung menuju sekolahan karena ada teman yang mau nebeng
untuk berngkat kesekolah, dengan senang hati saya menuju rumah teman
saya itu. Setelah
tiba di rumah teman,saya masih menunggu beberapa menit dan setelah teman saya selesai kami bergegas untuk berangkat dengan kecepatan tinggi karena waktu untuk keberangkatan bus sebentar lagi. Sesampainya di parkiran kami
langsung berlari menuju sekolah dan untungnya
Bus
pariwisata
masih ada di tempat
karena tadi waktunya memang sangatlah mepet. Perasaan saya yang tadinya
kacau balau langsung menjadi tenang. Kemudian
saya dengan beberapa teman saya mendapatkan tugas untuk membeli 2 kerdus minuman untuk teman-teman yang ada di bus nanti. Kebetulan kelas saya kebagian bus
pertama.
Tidak lama kemudian setelah saya, teman-teman beserta guru pemimbing
memasuki bus pariwisata kami berdo’a bersama dalam bus demi keselamatan bersama. Dengan
perasaan bahagia yang
tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata bus pun mulai berjalan, kami pun bersorak gembira. Dalam
hati “Jogja I’m Coming” ditengah perjalanan buspun berhenti karena memang azdan
subuh sudah berkumandang dan kami pun bergegas turun dari bus untuk
melaksanakan melaksanakan
sholat subuh. Sesudah selesai sholat bus
mulai melanjutkan perjalanan. Tidak lama kemudian rombongan bus kami berhenti di rumah makan Taman sari untuk sarapan, selesai makan
bus
langsung melanjutkan perjalanan. Di perjalanan rombongan bus kami melewati Candi Prambanan, meskipun prambanan adalah tempat wisata tapi rombongan bus kami tidak
berhenti untuk berkunjung dikarenakan prambanan memang bukan tujuan pariwisita
kami. Meskipun demikian kami tetap senang bisa melewati prambanan yang indah dan penuh dengan sejarah. Di perjalanan rombongan bus kami melewati Lapangan Udara Adi
Sucipto, Jogja
kembali, Musium
dirgantara dan Candi mendut.
Tak lama kemudian bus pun sampai pada tujuan
wisata pertama kita yaitu Candi borobudur. Kami beserta rombongan turun dari
bus dan kami berjalan menuju Candi borobudur. Di sela-sela perjalanan kami,
pemandu menjelaskan tentang asal-usul candi borobudur, bahwasannya candi
borobudur terletak di desa borobudur , kecamatan borobudur, kabupaten magelang,
propinsi jawa tengah, -+
41 km dari yogyakarta. -+
80 km dari kota semarang ibu kota propinsi jawa tengah. Candi borobudur
didirikan diatas sebuah bukit pada ketingian 265,40 km di atas permukaan laut
atau berada -+
15 m di atas daratan di sekitarnya. Candi borobudur merupakan salah satu
keajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia
baik dari segi kepariwisataan, arkeologi dan pengetahuan Langkah demi langkah
berlalu sampailah kami di depan tangga borobudur, tak lupa kami berfoto-foto
sambil mendengarkan pemandu menceritakan tentang sejarah borobudur yaitu
arsitektur bangunan candi borobudur didirikan pada sebuah bukit seluas -+ 7,8 ha pada
ketinggian 265.40 m di atas bukit sekitar nya. Untuk menyesuaikan dengan profil
candi yang akan di bangun, bukit diurug dengan ketebalan bervariasi antara 0,5
m – 8,50 m.bentang ( ukuran ) candi yang di urug dari diding terluar adalah
121,70 m x 121,40 m dengan tinggi bangunan yang masih tersisa 35,40 m dari
tanah halaman dan denah candi menyerupai bujur sangkar dengan 36 sudut pada
diding teras 1, 2 & 3 tersusun dari batu andesit dengan sistem dry masonry
(tanpa perekat) diperkirakan mencapai 55.5000 m3 atau 2.000.000 blok
batu. Untuk memperkuat kontruksi dipergunakan sambungan batu tipe ekor burung
ke arah horisontal, sedang untuk arah vertikal dengan sistem getakan dan pada
masing-masing tingkat dan setiap penjuru mata angin terdapat pintu gerbang atau
tangga.pintu utama ada di sebelah timur. Bentuk arsitektur candi borobudur yang
sekarang, diperkirakan mengalami perubahan konsep dasar. Pentahapan yang diperkirakan
dumaracay diakibatkan candi mengalami beberapa kali kelongsoran sehingga harus
mengulang beberapa kali perkerjaan pembangunan. Dari aspek seni bangunan ada 2 bentuk
seni arsitektur yang dipadukan yaitu :
1. Hindu Jawa Kuno
Yaitu adanya punden berundak, relief maupun budha yang sedang
bermeditasi.
2. india
Yaitu adanya stupa, bhuda dan lantai yang bundar.
Candi borobudur tidak saja menunjukan
kemegahan arsitekturnya tetapi juga mempunyai relief (pahatan atau ukiran )
yang sangat menarik. Relief cerita pada candi borobudur menggamarkan beberapa
cerita yaitu :
1. Karma Wibangga,
terdiri dari 160 panel, dipahatkan pada kaki tertutup.
2. Lalita Wistara,
terdiri dari 120 panel,di pahatkan pada diding lorong 1 bagian atas.
3.
Jakata dan Awadana, terdiri dari 720 panel, dipahatkan pada lorong 1
bagian
bawah,balustrade lorong 1 atas dan bawah,
dan balustrade ll.
4. Gandawyuda, terdiri 460 panel, dipahatkan pada diding lorong ll dan
lll, balustrade lll
dan IV serta Bhadraceri diding lorong IV.
Itulah
beberapa penjelasan dari bapak pemandu.
Sinar mataharipun
terasa sangat panas. Meskipun begitu tidak menyurutkan rasa gembira kami untuk
menikmati candi borobudur, kita berjalan turun dan keluar dari candi, terlihat
ada beberapa pohon yang berdiri, tujuan kamipun tertuju kepada salah satu pohon
itu untuk duduk bersantai sejenak melepas rasa lelah karena sudah berkeliling
candi. Sejuk, damai itu yang kami rasa. Kamipun memutuskan untuk menyudahi
petualangan kami mengelilingi candi borobudur, meskipun masih terlihat
teman-teman kami yang asyik menikmati candi. Sesampainya di gerbang keluar kami
disuguhi aneka oleh-oleh, dimulai dari makanan, accesories, pakaian dan lain
sebagainya yang tentunya adalah khas jogja. Tapi pada saat itu kami tidak
membeli apa-apa, memang kami pada saat itu belum ada hasrat untuk membeli
dikarenakan itu baru tempat pertama yang kami tuju. Disaat kita melewati para
penjual teriakan para penjual menyapa kami yang menawarkan dagangannya. Tapi
itu tidak menyurutkan langkah kami untuk tetap melangkahkan kaki kami.
Sesampainya di parkiran bus masih banyak teman-teman yang belum berada di
tempat, bahkan belum ada guru pendamping yang datang, mungkin memang kita
terlalu cepat meninggalkaan candi. Akhirnya, kami memutuskan menunggu
teman-teman beserta guru di dalam bus. Tidak lama kemudian satu persatu
teman-teman kami datang begitupun dengan guru-guru kami. Hingga saatnya bus
sudah terlihat penuh. Ketika pemberangkatan akan dimulai, gurupun mengabsen
siswa satu persatu, dan ternyata masih ada satu siswa yang belum berada di bus,
yaitu seorang teman perempuan dari kelas 8A, akhirnyapun kami menunggu sejenak
dan beberapa menit berlalu akhirnya gadis itu datang juga.
Bus pun mulai
berjalan satu persatu, saya tengokan kepala saya ke kiri ke kanan ke depan dan
ke belakang, terlihat teman-teman berwajah capek, mungkin karena perjalanan
yang jauh yang sudah kami tempuh ketika menaiki candi borobudur. Di tengah
perjalananpun guru pemandu mulai bercerita tentang sejarah jogjakarta dan apa
yang kami lihat ketika di jalan, itu berfungsi supaya kami bisa memahami
hal-hal yang kami lihat tidak hanya sekedar tau wujudnya jogja yang seperti
ini, ini tentu sangat bagus untuk pengetahuan kami yang pada dasarnya kami yang
memang bukan berasal dari jogja. Disana terlihat Kraton jogjakarta, Taman
pintar, Museum merapi. Buspun berhenti di sebuah tempat oleh-oleh yaitu Pasar
salak. setelah sejenak berhenti buspun melanjutkan perjalanannya, tujuan kami
selanjutnya adalah Pantai Parangtritis. Sungguh kami sudah tak sabar ingin
cepat sampai di pantai itu, karena hawa pantai yang indah, hamparan pasir yang
luas beserta air laut yang berlimpah sudah membayangi kami untuk menceburkan
badan kami ke pantai itu. Berenang, berenang dan berenang.
Setelah sampai
kamipun dibuat kagum dengan keindahan pantai tersebut, kami pun bersegera untuk
berganti pakaian karena kembali pada niat awal kami yang ingin segera
menceburkan diri ke pantai itu. Di perjalanan menuju pantai kami merasakan
semilir angin yang membuat suasana semakin nyaman, pasir yang berhamparan
membuat kaki kami berat dalam berjalan tapi tetap semangat yang kami rasakan.
Setelah sesampainya di pantai kami pun langsung menceburkan badan kami,
basahlah baju yang kami pakai. Kami bermain, bersenda gurau, kadang-kadang juga
berfoto. Di tengah-tengah keasyikan kami ada seseorang yang tiba-tiba menarik
tangan saya, saya melihat ternyata Bapak Guru Wawan Rumanto, dalam fikir saya
entah apa kesalahan yang saya buat sehingga membuat Pak Guru akan memarahi
saya, hatipun bertanya-tanya, salah apa ya saya? Tidak lama kemudian perasaan
legapun datang, ternyata kami mau berfoto. Perasaan was-was pun hilang
diterbangkan oleh angin yang berhembus. Setelah itu saya kembali bersama
teman-teman melanjutkan aktifitas kami yaitu bermain air.
Tidak terasa
hari sudah mulai sore yang mengharuskan kami untuk menyudahi petualangan kami,
meskipun hati terasa berat tapi kita harus tetap pergi, dalam hati ada rasa
syukur yang terpenting kami sudah bisa menikmati keindahan Pantai parangtritis.
Kamipun menuju ke bus kami dan mengambil pakaian ganti dan menuju ke penyewaan
kamar mandi untuk membersihkan badan kami yang penuh dengan air laut yang
lengket. Setelah semuanya bersih kami menuju bus kami masing-masing. Ketika bus
mulai menyalakan mesin persiapan berjalan, ternyata ada satu bus yang tidak
menyala dan membuat guru berfikir sejenak untuk apa hal selanjutnya yang akan
diperbuat. Akhirnyapun penumpang bus yang rusak dipindahkan ke setiap bus yang
masih berfungsi. Pada saat itu saya kebetulan duduk di tempat depan, dan karena
ada penghuni baru yang datang ke bus kami, guru menyuruh kami yang penghuni
lama untuk pindah kebelakang, karena tempat duduk depan akan ditempati penghuni
baru, akhirnyapun kami pindah ke belakang.
Setelah semua
selesai buspun berjalan dan buspun berhenti di rumah makan firdaus karena makan
malam sudah tiba. Ketika kami menginjakan kaki kami di rumah makan tersebut
terdengar alunan musik yang indah menemani makan malam kami, kami pun mulai
mengambil santapan malam itu, nikmat sekali rasanya, mungkin karena kami merasa
lapar sudah seharian berjalan-jalan. Setelah makan usai kami pun melanjutkan
perjalan, kali ini tempat duduk kami terasa longgar karena penghuni baru sudah
kembali ke bus lamanya, dan saya yang tadinya duduk dibelakang sudah kembali
duduk kedepan. Di sela perjalan pemandu mengumumkan sebuah pengumuman penting
yang memberitahukan bahwasannya tujuan kita selanjutnya yaitu malioboro akan
dibatalkan karena di malioboro diadakan konser oleh band indonesia yaitu
“Zilvilia” sehingga menyebabkan parkiran bus ditutup. Rasa kecewa pasti ada,
tapi ya kami tidak bisa berbuat apa-apa, kamipun memutuskan untuk menerima
dengan lapang dada. Karena Malioboro adalah tujuan terahir kami, maka usailah
petualangan kami, buspun membawa kami pulang ke asal kami. Di perjalanan bus
pun mampir disebuah pusat oleh-oleh khas jogjakarta yaitu Devaja. Setelah kami
puas dengan oleh-oleh yang kami beli, kamipun melanjutkan perjalanan pulang. Di
dalam bus setelah beberapa menit berlalu, akhirnyapun kami mulai tertidur satu
persatu, karena memang kami sangat lelah.
Tidak tersadar
kami, akhirnyapun kami dibangunkan dan ternyata kami sudah sampai di sekolahan
kami. Kami pun bergegas mengambil masing-masing barang kami dan keluar dari bus
satu persatu. Sayapun langsung menuju parkiran karena memang kendaraan saya
berada disana, sayapun tidak langsung mengambil motor saya, saya duduk sebentar
dengan teman saya yang berboncengan dengan saya ketika berangkat ke sekolah.
Kami melihat teman-teman kami yang dijemput keluarga mereka yang akan pulang.
Tidak lama kemudian kamipun mengambil motor dan pulang, tidak lupa saya
mengantarkan teman saya dahulu kerumahnya sebelum pulang ke rumah saya. Sesampainya
di rumah, saya memasukkan motor saya ke dalam bagasi, dan menuju kamar saya,
karena capek, saya langsung membaringkan badan saya ke tempat tidur dan dengan
perasaan senang saya terbayang-bayang pengalaman saya ketika di jogja, senang
yang terasa, dan tidak lupa berdo’a sejenak. Sayapun tertidur dengan
lelapnya.